Setelah di postingan sebelumnya sudah ada lima jenis sate yang dibahas, maka di postingan kali ini akan saya lanjutkan membahas lima jenis sate lagi. Langsung aja tanpa basa-basi, enjoy!
6. Sate Buntel
Susah dijelaskan bagaimana rasa sate buntel ini, gambaran mudahnya seperti ketika makan bakso urat yang kenyal, kurang lebih rasanya seperti itu. Sate khas kota Solo ini berisi campuran urat dan daging kambing yang dicincang lalu dikepal-kepal dan dibungkus dengan lemak kambing. Karena campuran dagingnya besar, sekilas sate ini mirip dengan kebab.Di tempat asalnya, seingat saya ada satu tempat yang terkenal dengan sate buntelnya yaitu Sate Tambak Segaran, dimaa letaknya kurang tau saya, yang jelas itu di sisi jalan ke arah Yogyakarta.
Dulu awalnya saya mengira sate ini akan terasa enek karena porsinya yang kelewat besar, apalagi saya kurang suka dengan daging kambing. Tapi setelah dicoba, asal disantap dalam keadaan panas, sate ini justru terasa sangat gurih dan beda dengan sate kambing pada umumnya. Mungkin ini alasannya, beberapa tempat yang saya temui selalu menggunakan hot plate untuk menyajikan sate buntel. Cara makannya bisa langsung di santap langsung atau dipotong-potong, lebih mantap apabila disantap dengan cocola kecap yang dicampur dengan irisan kol, tomat, cabe rawit, bawang perah dan perasa air jeruk lemon. Di Jakarta sendiri seingat saya ada satu tempat di Jalan Prof. Dr. Satrio yang jualan sate buntel, tapi saya belum pernah coba disana.
7. Sate Lilit
Jenis sate khas pulau Dewata ini biasanya disajikan sebagai menu pelengkap dalam nasi campur Bali. Satenya bisa terbuat dari daging ayam, udang, ikan, sapi atau campuran misalnya udang dan ikan, atau ayam dan udang. Tusukan sate ini menggunakan serai sehingga terasa harum saat menyantapnya. Nah yang unik adalah dari dua kali makan sate ini, saya selalu menemukan parutan kelapa di dalam kepalan dagingnya, bikin gurih! Tempat menemukan jenis sate ini di Jakarta biasanya di restoran khas Bali atau di hotel-hotel, belum pernah saya lihat ada yang menjualnya di kaki lima.
8. Sate Ambal
Saya baru tau ada jenis sate ini belum lama ketika nggak sengaja diajak makan sama teman di daerah jalan Bangka, Jakarta Selatan, tempatnya di sebelah gedung AKA, nama tempatnya saya lupa. Sate ini unik lho karena bumbu kacangnya bukan terbuat dari kacang tanah tapi kacang kedelai yang dibikin tempe setengah matang (maksudnya belum total jadi tempe). Pantesan aja rasanya aneh, agak-agak berserat gimana gitu, ibarat makan kedelai rebus tapi lebih gurih dan berbumbu.
Setelah googling (ya, penyelamat manusia modern, aku padamu!) nama sate ini ternyata diambil dari kata Ambal, nama sebuah daerah di kabupaten Kebumen, tempat pertama kali sate ini populer. Satenya telah lebih dahulu direndam dalam bumbu sehingga tetap enak dimakan langsung tanpa bumbu, dan uniknya lagi sate ini dimakan bersama dengan ketupat, bukan nasi atau lontong.
9. Sate Ayam Blora
Ciri khasnya yang paling udah dikenali adalah ukuran potongan dagingnya yang kecil-kecil dan tidak menggunakan kulit ayam sama sekali serta ditusuk berjejer dengan rapi. Sebelum dibakar, sate ini telah direndam dengan bumbu dalam waktu yang lama sehingga sudah enak dimakan langsung meski belum dicampur dengan bumbu pelengkapnya. Ciri khas lainnya adalah pada bumbu satenya yang ditambah dengan santan sehingga terasa sangat gurih. Yang unik dalam cara memakannya, selain dengan nasi atau lontong, ada semangkuk kuah berwarna kekuninga untuk pelengkapnya. Tempat juala sate ini yang pernah saya coba ada di jejeran kaki lima di parkiran seberang Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.
10. Sate Ayam Ponorogo
Sekilas mirip denga sate ayam Madura, namun perbedaannya terletak pada bumbu kacangnya yang murni terbuat dari kacang tanah saja, tanpa tambahan bumbu apapun sehingga rasanya ya plek rasa kacang tanah. Tapi setidaknya rasa tidak terlalu hambar karena ada tambahan irisan bawang merah yang membuat sensasi sedikit pedas. Uniknya lagi, jenis sate ini juga menyertakan potongan ati dan ampela di dalam tusukannya dan disantap dengan nasi atau lontong. Satu tempat yang menjual jenis sate ini pernah saya temukan di kawasan Jatiwaringin, Jakarta Timur, di seberang supermarket Naga.