Berbicara mengenai film-film seru yang rilis di musim panas, terselip juga sebuah fenomena unik mengenai kompetisi ‘menggaet penonton bioskop’ yang menghasilkan pemenang, dan bahkan tak jarang pecundang yang harus gigit jari karena merugi secara komersial. Dalam dunia perfilman, hal seperti ini lazim disebut sebagai perseteruan antara sleeper movies dan biggest flop. Di bawah ini ada sedikit penjelasan mengenai dua hal tersebut yang saya dapat dari salah satu acara Discovery Channel yang saya tonton belum lama ini.
Sleeper Movie
Tiap tahun, selalu saja ada film yang dibuat dengan budget seadanya, namun tanpa diduga dapat meledak sebai box office. Ini bukti bahwa tidak selalu dibutuhkan dana besar serta efek berlebihan untuk membuat sebuah film disukai oleh banyak orang. Film tersukses dalam sejarah dengan biaya produksi rendah adalah film The Blair Witch Project yang rilis di tahun 1999. Total, film yang pengambilan gambarnya hanya menggunakan handycam ini meraup penghasilan 2,48 juta dollar. Biaya pembuatannya? Tak lebih dari 750 ribu dollar saja, ckckck!
Film-film lain yang dikategorikan sleeper movies adalah There’s Something About Marry. Film yang melejitkan nama Cameron Diaz ini kurang laris di awal pemutarannya. Tapi berkat promosi dari mulut ke mulut, pelan-pelan film ini mengumpulkan jumlah penonton hingga mampu meraih total pemasukan sebesar 369 juta dollar. Film sejenis lainnya yang sukses secara komersial adalah 500 Days of Summer (Ini salah satu film favorit sayaaaaa!!!!) dengan biaya produksi sebesar 7,5 juta dollar, namun marih pemasukan hingga 70 juta dollar. Juga ada film Napoleon Dyanamite dengan budget sebesar 400 ribu dollar, dan sukses meraup pemasukan sebesar 46 juta dollar.
Biggest Flop
Nah kalau yang ini adalah kebalikan dari sleeper movies yaitu sekumpulan film musim panas yang dibuat dengan ongkos produksi dan efek yang sangat wah, namun merugi secara komersial. Yah gimana ya, namanya juga industri film, produser film boleh berencana, namun bagaimanapun juga penontonlah yang menentukan sukses atau tidaknya film yag bersangkutan di pasaran. Film yang selalu menjadi ‘lambang kegagalan’ ini adalah Battlefield Earth. Film ini hanya menghasilkan pemasukan sebesar 26 juta dollar saja, sangat timpang dengan ongkos produksinya yang mencapai angka 75 juta dollar. Bukan hanya gagal secara komersial, proyek film John Travolta ini juga dicaci-maki habis-habisan para kritikus dan penggemar film. Lebih sadisnya lagi, dengar-dengar film ini merupakan film terburuk sepanjang sejarah karena ceritanya yang jelek dan kualitas aktingnya yang hancur.
Film kategori flop lainnya adalah Gigli yang hanya mendapatkan pemasukan 4 juta dollar, padahal biaya produksinya mencapai 50 juta dollar. Ironisnya, nama-nama tenar yang bermain didalamnya seperti Ben Affleck dan Jennifer Lopez yang ketika itu sedang seru-serunya pacaran tidak berhasil menyelamatkan film ini dari jurang keterpurukan. Film-film musim panas lainnya yang masuk kategori ini adalah Meet Dave dan Adventure of Pluto Nash yang kedua-duanya dibintangi oleh Eddie Murphy. Saya juga tidak lupa dengan film Waterworld-nya Kevin Costner yang walaupun selalu sukses menjadi tontonan film malam di banyak televisi, namun ternyata aslinya jeblok di pasaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar