Laman

Kamis, 29 Desember 2011

Jakarta Oh Jakarta: Tempat Belanja Murah Meriah

Dulu saya berpikir bahwa harga-harga barang di Jakarta itu aka membuat saya ciut untuk membeli karena harganya mahal. Tetapi ketika pertama kali resmi tinggal sebagai kum urban Jakarta sekitar dua tahun yang lalu, saya terkaget-kaget saat sedang iseng menjelajah tempat-tempat belanja terkenal di Jakarta (yang pasti tujuan saya bukan mall-mall mewah semacam Plaza Indonesia) dan melihat dengan mata takjub (kalap sih sebenarnya) bahwa ternyata harga barang-barang di Jakarta, terutama item fashion begitu murah meriah dan kualitasnya pun cukup memuaskan.

 Mall Blok M yang berada di bawah tanah

Ketika itu saya sedang berada di mall bawah tanah Blok M dan hanya memiliki uang 150 ribu di dompet, tapi apa yang saya dapat? Saya berhasil memborong dua potong t-shirt dengan print yang T.O.P.B.G.T dan sepasang sepatu Converse imitasi (it's okay...), wow rasanya saya menjadi cowok yang paling keren saat itu.

 Pasar Senen

Saya juga pernah begitu penasarannya hingga sempat kesasar untuk mengunjungi bursa pakaian sisa impor di Senen yang saya tau dari beberapa sumber bahwa harganya sangat-sangat murah dan modelnya unik-unik. Sesampainya disana, saya dapat berbelanja kemeja flanel kualitas impor dengan harga sepuluh ribu per potong dan yang paling menyenangka adalah saya berhasil mendapatkan jeans Levis's model 501 denga harga LIMA RIBU RUPIAH. Perlu dicatat, untuk mendapatka harga murah disini, kita harus adu mulut dengan penjualnya (saling tawar maksudnya) sampai dapat harga termurah. Kalau nggak mempan juga, pakai jurus ibu saya yakni pergi begitu saja meninggalkan pedagangnya, tapi hal ini jarang berhasil pada saya, malah lebih sering sukses jika dilakukan oleh perempuan.

 Pusat Grosir Cililitan (PGC)

Lain lagi ketika saya pergi ke salah satu pusat grosir besar di Jakarta Timur yang juga merupakan salah satu titik gaul strategis ibukota, yakni Pusat Grosir Cililitan (PGC). Lokasinya sangat strategis, dapat dijangkau dari utara, selatan, timur dan barat Jakarta dengan mudah dan memiliki koneksi jalur busway yang bervariasi. Isi jualan didalamnya sebenarnya sama saja dengan pusat grosir lainnya, tapi yang menyenangkannya adalah makin hari jenis dagangan yang jual dijual kian meningkat namun harga-harga justru menjadi lebih murah. PGC juga dikenal sebagai salah satu pusat kuliner, salah satu yang  terkenal hingga selalu membuat atrian panjang tiap harinya yakni Don's Burger, sebuah kedai burger cita rasa premium dengan harga murah meriah.

 Tanah Abang

Nah, kalau berbicara kebutuhan mode, warga Jakarta pasti serempak menunjuk Tanah Abang sebagai pusat penjualan aneka ragam jenis pakaian, menjadi yang terbesar di Ingdonesia sehingga memiliki kuasa mendikte tren berpakaian hampir seluruh masyarakat negeri ini. Konon, Tanah Abang juga menjadi pusat grosir terbesar di Asia Tenggara dan menjadi tujuan impor terpenting bagi kebutuhan pakaian negeri-negeri di Afrika sana, dahsyat juga ya, hmmmm.

 Depok Town Square (Detos)

Terakhir, rekomendasi tempat belanja murah meriah adalah Depok Town Square atau biasa dikenal dengan sebutan Detos. Ini sih pendapat pribadi saya karena memang tempat inilah yang paling dekat dengan tempat kuliah saya. Disini saya membeli buku, sepatu, kadang-kadang baju dan juga tempat untuk mengajak gebetan makan malam yang dibuat seromantis mungkin, padahal aslinya saling kepedasan karena sambal ayam penyet yang nggak kira-kira porsinya. Tiga tempat yang paling saya rekomendasikan di Detos adalah jajaran pedagang sepatu di lantai dasar yang menjual aneka macam model sepatu dengan harga murah, lalu TM Book Store yang selalu menjadi surga dalam pencarian buku-buku berkualitas dengan harga mahasiswa da terakhir adalah Steak Moen-moen di bagian food court yang menyajikan menu steak porsi besar dengan harga terjangkau. Semoga menginspirasi pembaca untuk belanja, karena terkadang belanja adalah obat ampuh mengusir stress, ya asalkan tetap bersikap bijak saja.

Opini: Jika Tanpa Nasi

Dulu kita pernah berswasembada pangan di era orde baru, dan kita juga bersyukur pada 2009 kemarin sempat kita mencapai titik swasembada pangan, walaupun secara kuantitas lebih kecil dibandingkan sebelumnya. Lalu kenapa kita tidak mampu untuk mempertahankannya? Dan kita lihat akhir-akhir ini banyak warga miskin hampir di seantero Indonesia kesulitan untuk sekedar makan nasi satu piring saja, padahal kekurangan pasokan beras pun tidak terjadi disini. Lalu kenapa?
Banyak warga miskin sulit untuk makan nasi, pun itu hanya sepiring nasi setiap harinya karena kian menggilanya kenaikan harga beras di pasaran. Yang berkualitas paling rendah saja sudah menyentuh harga Rp. 6.000,- per kilogramnya, tentu memberatkan banyak masyarakat, khususnya warga miskin. Hal ini dikarenakan beras merupakan jenis bahan pokok yang sensitif, yang dengan kebisuannya mampu membuat pusing negeri ini.
Akhirnya banyak warga miskin, tidak di desa dan di kota, sama-sama mencari alternatif lain sebagai pengganti panganan pokok mereka. Mulai dari umbi-umbian yang murah meriah seperti singkong dan ubi hingga nasi aking atau nasi sisa yang dijemur, biasanya untuk pakan unggas. Mereka terpaksa memakan makanan tersebut karena terdesak oleh kebutuhan pokok yang tak bisa ditunda yakni makan. Manusia butuh makan untuk tetap dapat bertahan hidup, dan untuk itu dibutuhkan asupan makanan yang begizi. Namun bagi banyak warga miskin saat ini, makan ya sebatas makan, tidak perlu memikirkan tetek bengek tentang gizi, apalagi hitung-hitungan kalori seperti banyak dibahas dalam resep-resep sehat. Pokoknya makan ya urusan perut kenyang, tak lebih.
Sebagai seorang manusia, tentu saya juga memiliki rasa iba melihat hal tersebut. Ingin membantu tapi harus bagaimana, bingung! Dengan penghasilan yang tak seberapa besarnya, sudah cukup pusing untuk mengatur kebutuhan sehari-hari dengan seefisien mungkin. Saat ini saya hanya mampu untuk ikhlas memberikan sedikit rezeki saya melalui badan amal ataupun secara langsung kepada yang membutuhkan jika saya alhamdulilah memiliki sedikit limpahan rezeki lebih. Saya yakin bukan saya saja yang iba dengan hal ini, banyak manusia-manusia Indonesia lainnya juga peduli dengan hal ini. Tapi kita bisa apa? Pemerintah lah yang lebih berwenang untuk mengatasi masalah ini karena tugas utamanya adalah memberikan sebuah pelayanan negara yang baik bagi warganya, yang mampu memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya. Rakyat tidak minta makanan gratis setiap hari, tapi rakyat hanya minta kepastian pemerintahan dalam pembangunan kesejahteraan rakyatnya.
Ini adalah sebuah masalah besar yang akan menjadi pekerjaan rumah terbesar bagi pemerintah. Rakyat adalah hal nomor satu yang harus dipikirkan oleh pemerintah, karena bagaimanapun juga pemerintah ada karena rakyat. Jika saya hidup tanpa nasi, akan jadi apa saya? Belum tentu saya dapat hidup dengan tenang, pasti saya akan menggerutu terus akan hal tersebut.

Happy Ferdian's Video: Magazine - The Power of Prints


Ini adalah video kampanye dari salah satu penerbitan majalah terbesar dunia yang membuktikan bahwa majalah adalah kekuatan terbesar media cetak saat ini. Semakin bergesernya minat pembaca media cetak ke media online, majalah tetap hadir sebagai sebuah kekuatan media cetak hingga saat ini. Memiliki miliaran pembaca di seluruh dunia dengan arus pengiklan yang tetap besar dan segmentasi yang luas membuat majalah mampu menepis isu punahnya media cetak di era serba digita saat ini.

Jakarta Oh Jakarta: Tempat-tempat Belanja Murah Meriah

Rabu, 28 Desember 2011

Opini: Politik Gaga (mencoba sok berpolitik)

Saya tidak begitu paham dunia politik dan tidak mengerti bagaimana cara berbicara dan mengeluarkan pendapat dengan gaya pengamat politik. Namun, saya selalu mengikuti perkembangan politik dengan setengah hati, maksudnya berusaha meraba-raba maksud dari intrik politik yang disebut di dalam berita.
Hampir tiga bulan ini saya kebetulan berkesempatan magang menjadi jurnalis di sebuah portal berita online, dan mau tidak mau saya setiap hari harus bersentuhan dengan dunia politik, mengais-ngais berita dari dalam sana. Mulai dari menelepon narasumber dengan melakukan improvisasi pertanyaan, manuver penyelidikan dan berusaha menyinggung seksinya sumber berita, yang terakhir ini benar-benar harus ekstra berani.
Saya juga melakukan liputan lapangan, tentunya dengan obyek pemberitaan mayoritas adalah politik yang cenderung tertuju pada kritik ke pemerintahan saat ini. Saya menemukan banyak sekali mereka yang lantang mengkritik, benar-benar kritik negatif yang saya rasa atas dasar pengamatan permukaan saja, hingga menemukan kritikan yang cerdas, kritikan yang tidak hanya asal mengkritik namun juga menjabarkan ide solusi pemecahan.

Opini: Politik Gaga (mencoba sok berpolitik)





Saya tidak begitu paham dunia politik dan tidak mengerti bagaimana cara berbicara dan mengeluarkan pendapat dengan gaya pengamat politik. Namun, saya selalu mengikuti perkembangan politik dengan setengah hati, maksudnya berusaha meraba-raba maksud dari intrik politik yang disebut di dalam berita.

Hampir tiga bulan ini saya kebetulan berkesempatan magang menjadi jurnalis di sebuah portal berita online, dan mau tidak mau saya setiap hari harus bersentuhan dengan dunia politik, mengais-ngais berita dari dalam sana. Mulai dari menelepon narasumber dengan melakukan improvisasi pertanyaan, manuver penyelidikan dan berusaha menyinggung seksinya sumber berita, yang terakhir ini benar-benar harus ekstra berani.
Saya juga melakukan liputan lapangan, tentunya dengan obyek pemberitaan mayoritas adalah politik yang cenderung tertuju pada kritik ke pemerintahan saat ini. Saya menemukan banyak sekali mereka yang lantang mengkritik, benar-benar kritik negatif yang saya rasa atas dasar pengamatan permukaan saja, hingga menemukan kritikan yang cerdas, kritikan yang tidak hanya asal mengkritik namun juga menjabarkan ide solusi pemecahan.
Kritik yang cerdas ini menganggap obyek kritikannya sebagai sosok yang khilaf dan berusaha untuk mengembalikannya ke jalan yang lurus, sedangkan yang hanya mengkritik saja justru lebih senang mencari celah keburukan si obyek kritikan tersebut tanpa berpikir jauh ke depan, asal mencerca.
Kebetulan kantor tempat saya magang berjarak beberapa meter saja dari kantor KPK, dan hampir setiap hari selalu saja ada aksi unjuk rasa menuntut peningkatan kinerja dalam memberantas korupsi disana. Dari tuntutan mengusut korupsi di daerah, lembaga atau badan publik hingga menyinggung kasus paling heboh di negeri ini, yang berkaitan dengan Nazaruddin.
Saya pernah bertanya pada beberapa orang peserta aksi unjuk rasa sebuah LSM penentang pemerintahan saat ini ketika sedang meliput aksi mereka di kawasan Menteng. Pertama saya bertanya dengan salah satu tokoh dalam LSM tersebut, oke jawabannya masih masuk akal walaupun sedikit dibuat lebay. Nah, ketika saya bertanya pada salah satu peserta aksi tersebut, satu dari mayoritas anak muda yang ikut, dia malah senyum-senyum nggak jelas ketika ditanya mengenai tujuan dan pendapatnya mengenai hal yang disinggung dalam aksi tersebut.
Saya bertanya, bukannya di jawab malah balik bertanya pada teman-teman di sekitarnya, lah saya kan jadi bingung. Akhirnya mereka pun mengaku bahwa mereka hanya ikut-ikutan saja tanpa mengerti lebih jauh mengenai tujuan aksi unjuk rasa tersebut, yang menyedihkan dan membuat miris adalah mereka mengaku tertarik akan bayaran yang ditawarkan oleh LSM bersangkutan dibandingkan esensi dari aksi tersebut.
Pernah juga saya menghadiri sebuah diskusi terbuka yang diadakan oleh sebuah partai besar dan temanya mengenai kemajuan Indonesia di masa depan. Awal-awal berjalan sangat interaktif, namun ketika sampai di sesi tanya jawab justru berubah memanas. 

Ada seorang anak muda bertanya pada pembicara di mimbar mengenai kemungkinan penerapan ide yang disampaikan pemuda tersebut untuk sumbangsih kemajuan Indonesia di masa depan. Para pembicara di depan terbuka menerima pertanyaan tersebut, namun salah satu tetua partai tersebut yang duduk tak jauh dari mimbar pembicara mendadak tersulut emosinya oleh pertanyaan kritis anak muda ini.
Si bapak tetua ini, entah karena pertanyaan tersebut membuat partai tempatnya bernaung serasa diserang atau bagaimana, langsung menunjuk pemuda yang bertanya itu dengan telunjuknya dan berkata keras seperti ini, “Kamu tau apa?” (maaf saya hanya ingat dialognya seperti itu). Bapak tetua ini dengan bangga tingkat dewa menjelaskan bahwa dia adalah sesepuh di partai tersebut dan dia merasa lebih tahu banyak hal di bandingkan si pemuda ini. Masih dengan tudingan jari telunjuknya, bapak ini  justru mengecam pertanyaan tersebut dan menyebutnya tidak bersubtansi.
Lho bukankah kritik itu tidak dilarang, toh yang saya lihat pemuda ini mengkritik dengan cerdas bukan asal komentar saja. Moderator pun sampai turun tangan mendinginkan suasana hati bapak tetua ini dan berusaha menyampaikan dengan bijak pada para pembicara untuk menjawab pertanyaan pemuda ini.
Ada lagi tentang salah seorang teman saya yang antusias sekali berbicara mengenai politik, bahkan mungkin lebih antusias dari dosen filsafat saya ketika diajak berdiskusi mengenai politik negeri ini. Saya kagum dengan gaya bicaranya yang tegas dan lugas, dia banyak tahu mengenai perpolitikan di negeri ini. Satu yang menonjol dari dia adalah ketika mengkritik pemerintahan saat ini, sangat pedas sekali seolah-olah mereka yang memerintah Indonesia saat ini adalah orang-orang yang bersalah pada negara. Kadang saya sampai merinding sendiri jika mendengar ia berbicara penuh luapan tentang hal ini.
Pernah suatu ketika saya memberanikan bertanya tentang kira-kira apakah ada ise solusi darinya untuk hal ini? Dia langsung diam mungkin sekitar lima menit dan kemudian menjawab dengan jawaban yang berputar-putar dan membingungkan. Saya waktu itu langsung memotong saja dan mengutarakan ide yang ada di kepala saya. Ajaib, dia justru mengangguk-anggukkan kepala tanda setuju dan akhirnya baru bisa berbicara lagi setelah saya berpendapat. Padahal saya rasa jawaban saya sangatlah sederhana, tidak menggunakan bahasa tingkat tinggi untuk beropini.
Oke, saya tahu sekarang bahwa dia bukan tipe born to lead tapi hanya follower saja. Jujur saya waktu itu bangga bisa membuat dia kikuk, hahaha, jangan sombong Happy!
Intinya disini saya hanya ingin berpendapat saja, bahwa ketika kita hendak berbicara politik, mengkritik ataupun memuji, perlu juga dilihat lagi substansi yang hendak disampaikan itu seperti apa. Boleh kita panas dalam debat namun jangan hanya cadas di omongan belaka saja, mengkritik tanpa mengkritisi, namun juga perlu ada tujuan jelas di balik itu.
Beda lho arti mengkritik dan mengkritisi, kalau mengkritik itu hanya membicarakan sisi yang tidak disuka saja dan men-judge bahwa yang salah tersebut sepenuhnya memang salah. Sedangkan mengkritisi itu melihat bahwa suatu kritikan itu perlu diikuti oleh ide positif di belakangnya, melihat suatu masalah bukan hanya dari satu sisi tapi dari segala sisi, cover all sides.
Saya rasa hal ini juga perlu diingat, ketika kita mengkritisi tentang suatu masalah, janganlah kedepannya nanti kita justru termakan oleh kritisasi kita sendiri karena kita ternyata menjadi orang yang dulu pernah kita kritik. Ini pernah terjadi pada beberapa orang dan saya rasa beberapa diantaranya adalah nama-nama familiar yang sering kita lihat.
Saya berpendapat seperti ini karena saya prihatin dengan sikap kritis teman-teman saya pada politik yang mayoritas justru lebih pada kritik belaka, seolah-olah semuaya salah. Akan lebih baik jika melihat juga tentang kemungkinan-kemungkinan positif di belakangnya untuk  kemajuan hal-hal yang dikritisi tersebut.
Referensi saja nih, saya terkagum-kagum dengan gaya berpendapat politikus muda Yunarto Wijaya dari LSM Charta Politica, walaupun aslinya saya baru dua kali bertemu dengan yang bersangkutan. Dia tegas dan kritis dalam berpendapat, yang menarik adalah dari setiap pendapat yang ia lontarkan pasti akan dibahas dari berbagai sudut sehingga menghasilkan opsi solusi yang dapat dipertanggungjawabkan, tidak berat sebelah.

Selasa, 27 Desember 2011

Happy Ferdian's Video: Paradise by Coldplay

Single terbaru miliki band fenomenal asal Inggris ini memiliki lirik yang menyentuh, menceritakan bagaimana seorang manusia yang digambarkan dalam sosok seorang gadis kecil yang berharap dapat menemukan jati diirnya dan bebas hidup menurut apa yang diinginkan dan dipercayainya. Video klipnya juga cukup berhasil menyampaikan makna dari lagu ini ketika digambarkan seseorang yang menggunakan kostum gajah berusaha melarikan diri dari kungkungan kebun binatang untuk menemukan komunitas dan lingkungan hidupnya. Menarik sekali karena si gajah ini divisualisasikan dengan lucu walaupun sebenarnya sedang menyampaikan makna serius tentang makna kebebasan. Coldplay memang selalu menyisipkan isu-isu sosial di dalam banyak lagunya dan dibalut dengan lirik yang cerdas serta komposisi musik yang tidak perlu diragukan lagi. 

Jakarta Oh Jakarta: Serba-serbi Angkutan Umum


Salah satu enaknya hidup di Jakarta adalah tersedianya banyak akses kendaraan umum yang menjangkau seantero kota selama 24 jam dan dengan ongkos yang masuk akal. Ada banyak moda transportasi tersedia di Jakarta, mulai dari angkot, bus kota, busway hingga kereta, semua tersedia saling sambung menyambung sehingga memudahkan kita dalam menjelajahi Jakarta. Tarif ongkos dari masing-masing kendaraan umum ini juga termasuk menyenangkan karena murah meriah, seperti contoh ketika naik bus kota, entah itu Metromini, Kopaja atau bus PPD, ongkos yang ditarik untuk jarak jauh maupun dekat rata-rata hanya dua ribu rupiah saja, dan jurusan yang tersedia pun mencakup hampir seluruh area Jakarta dan saling sambung menyambung sehingga memudahkan kita untuk berpegian. Mungkin yang patut diperhatikan adalah kode-kode trayek dalam bentuk angka supaya kita tidak salah jurusan, dan yang pasti keamanan diri sendiri karena kejahatan di dalam angkutan kota masih banyak mengintai dan kita perlu waspada untuk itu.

Selain bus kota yang murah meriah, di Jakarta juga terdapat banyak sekali angkot yang membantu kita untuk menjangkau hingga daerah-daerah pelosok Jakarta, ya walaupun kadangkala ongkosnya lebih mahal sedikit daripada bus kota. Soal kemananan dan kenyamanan sih masih patut diperhatikan juga, terlebih ketika belakangan ini kita sering mendengar kasus kejahatan yang terjadi di dalam angkot, terutama yang banyak menyerang perempuan yang sedang berpergian sendiri. Sedikit membuat lega adalah ketika Dinas Perhubungan DKI Jakarta menetapkan kebijakan bagi setiap angkot yang beroperasi di Jakarta untuk memasang kartu tanda pengenal masing-masing supirnya dan pemberlakuan larangan menggunakan kaca angkot yang gelap serta diwajibkan untuk menyalakan lampu dalam ketika sedang beroperasi malam hari. Hmm, usaha yang cukup bagus.

Lain lagi ketika berbicara mengenai kereta api yang juga menjadi salah satu moda trasnportasi utama warga ibukota dan juga warga di daerah-daerah penyangga Jakarta, biasanya sih disebut sebagai kaum komuter. Daftar perjalanan kereta komuter di Jakarta merupakan salah satu yang tersibuk di Asia Tenggara dimana kurang lebih 4 juta orang diangkut setiap harinya, memiliki banyak rute yang menghubungkan Jakarta dengan seluruh daerah-daerah penyangganya dan juga harga tiket yang masuk akal. Kereta komuter ini sendiri terbagi menjadi dua kelas yakni kelas ekonomi bagi masyarakat tidak mampu dengan harga tiket perjalanan berkisar Rp. 1.500,- hingga Rp. 2.500,- (tergantung jarak tempuh) dan selalu memiliki tingkat kepadatan tinggi hingga ada yang berjubel di atas gerbong kereta, sedangkan  jenis commuter line memiliki pendingin udara dengan harga tiket perjalanan sebesar Rp. 6.000,- sekali jalan. Saat ini kereta komuter telah memberlakukan rute memutar dan menerapkan sistem transit untuk memudahkan para penumpang menjangkau berbagai tempat tanpa harus berkali-kali membeli tiket, cukup satu tiket untuk sekali perjalanan asalkan tidak keluar dari area stasiun transit yang ditunjuk.
 Moda transportasi lainnya yang cukup lekat dihati masyarakat Jakarta adalah busway yang merupakan ide dari mantan Gubernur Sutiyoso yang sudah beroperasi sejak tahun 2005 silam. Moda tranpsortasi berupa bus berukuran besar yang berjalan di jaur khusus ini memiliki rute yang menjangkau hampir seantero Jakarta dan masih terus dibangun berbagai rute yang nantinya membuat setiap sudut Jakarta dapat diakses olehnya. Sistem transportasi yang menggunakan halte khusus ini menjadi salah satu favorit warga Jakarta karena ongkosnya yang murah meriah yakni cukup Rp. 3.500,- saja bisa menjelajah ibukota asalkan tidak keluar halte saat transit. Busnya berpendingin udara, kapasitasnya juga besar serta jumlah armadanya cukup banyak, tapi entah mengapa tetap saja di beberapa koridor rute, masih terlihat antrian panjang serta berjubelnya penumpang di dalam busway, plus ditambah dengan seringnya keterlambatan jadwal busway yang dapat membuat orang emosi. Walaupun begitu, busway tetap menjadi salah satu moda transportasi andalan warga Jakarta. 
Namun, moda transportasi yang paling melekat di benak masyarakat Jakarta adalah bus kota yang memiliki banyak sekali rute hingga menjangkau sudut-sudut terluar ibu kota. Dua perusahan oto bus (PO) yang paling terkenal adalah mikrobus Metromini dan Kopaja, serta beberapa PO bus besar seperti Mayasari Bhakti dan PPD. Metromini dan Kopaja sendiri merupakan rival raja jalanan, dapat ditemukan hampir di setiap sudut ibukota dan dengan tarif yang murah yakni rata-rata Rp. 2.000,- sekali jalan. Mungkin yang membedakannya adalah wilayah operasi beberapa trayek yang menandakan ciri khas masing-masing seperti Metromini yang banyak beroperasi di daerah pusat Jakarta, sedangkan Kopaja banyak beroperasi menghubungkan pusat Jakarta dan daerah pinggirannya. Secara kualitas kursi pun, untuk beberapa hal Kopaja lebih unggul dari Metromini karena di sebagian armadanya masih menggunakan kursi jok, bandingkan dengan Metromini yang semua kursi penumpangnya merupakan kursi plastik warna oranye. 

Bus-bus kota berukuran besar seperti Mayasari Bhakti dan PPD pun memiliki ciri khas, seperti contoh PPD yang semua armadanya merupakan kelas ekonomi dan hanya melayani rute perjalanan dalam kota Jakarta, sedang Mayasari Bhakti menyediakan berbagai pilihan kelas, baik ekonomi maupun yang ber-AC, rutenya pun lebih banyak dan menjangkau hingga daerah-daerah pinggiran Jakarta. Ongkos bus PPD lebih murah dibandingkan Mayasari Bhakti, namun kualitas aramadanya tidak sesehat Mayasari. Uniknya, ada beberapa bus PPD yang menggunakan bus-bus bekas dari Jepang dengan bentuk yang unik sehingga banyak orang menyebutnya sebagai bus Jepang.
Well, Jakarta menyediakan banyak sekali pilihan moda transportasi mulai dari angkutan umum yang murah meriah, angkutan personal macam bajaj dan ojek yang cukup murah hingga yang mahal sekelas taksi yang berjalan berdasarkan argometer. Tetap diingat untuk selalu waspada dalam setiap perjalanan di ibukota karena kejahatan selalu mengintai dimana-mana.

Happy Ferdian on Fashion: Gaya Baru di Tahun Baru, welcome 2012!

Saya tidak tahu pasti sejak kapan saya menyukai dunia fashion, tapi yang pasti saya selalu terkagum-kagum dengan kecanggihan serta keajaiban gaya berbusana yang dihasilkan oleh-oleh orang-orang kreatif di dunia rancang busana. Selalu ada kejutan dari setiap koleksi yang diluncurkan oleh desainer-desainer dunia dalam setiap pekan mode, dan hal ini banyak memberikan  inspirasi dalam berpakaian. Selain karya jenius para desainer dunia, saya juga terkadang sering terkagum-kagum melihat gaya busana orang-orang kreatif yang saya temui di berbagai tempat. Gaya mereka sebenarnya unik dan mampu membuat mata saya langsung melirik dan memperhatikannya dari kepala hingga ujung kaki.
Anyway, sebentar lagi kita bakal menyambut tahun baru 2012, nggak ada salahnya kan kalau saya sedikit memberikan pandangan berbusana yang gaya untuk pria menurut perspektif dan selera saya. Siapa tahu dari beberapa gambar-gambar koleksi musim panas 2012 lansiran beberapa rumah mode dunia di bawah ini dapat memberikan inspirasi untuk bergaya  more extraordinary di tahun yang baru.
1.Vivienne Westwood
 Desainer eksentrik asal Inggris ini meluncurkan koleksi pakaian pria untuk musim panas 2012 yang bernafaskan gaya jalanan kota London yang bebas dengan permainan motif print yang nyeleneh dan dipadukan dengan bahan-bahan berkualitas. Ini adalah look favorit saya karena berhasil menciptakan gaya yang keren walau hanya bermodalkan t-shirt, celana pendek dan sandal. Satu hal yang membuat gaya ini mencolok adalah motif print kumpulan medali yang melingkar di leher, dari jauh seolah-olah tampak seperti kumpulan medali asli.

2. Frankie Morello
 Rumah mode Italia yang selalu mengeluarkan koleksi pakaian bergaris muda dan seksi ini banyak mengangkat warna-warna cerah seperti oranye, kuning dan merah dalam koleksi pakaian pria musim panas 2012. Ini adalah salah satu yang saya suka, potongannya sederhana namun warna oranye dari kemejanya membuat tampilan terlihat segar dan muda. Menurut saya, gaya seperti ini cocok untuk gaul sore hari hari bersama teman-teman, hmmm.

3. Dsquared2
Sebenarnya tampilan dari koleksi musim panas rumah mode asal Kanada ini sederhana dan cukup umum, namun warna-warna cerahnya membuat koleksi ini sukses mencuri perihatian mata. Paduan aket warna terang, kemeja pas badan, celana pensil dan sneakers ini pasti akan membuat tampila menjadi lebih gaya dan energik. Hmm, it sounds too much, but that's really cool!

 4. Burberry Prorsum
Merek kebanggaan bangsa Inggris ini lagi-lagi sukses menyulap tampilan sederhana menjadi sangat gaya. Ini sinyal bagus bagi pria seperti saya yang tidak suka terlalu ribet dalam memadu padankan gaya, cukup pakai kemeja fit badan, celana pipa lurus, kardigan besar dan sepatu, yup saya berhasil tampil gaya walau sebenarnya berantakan. 

5.Balenciaga
Ini sebenarnya sih gaya basic cowok-cowok sekarang, terutama sering terlihat dipakai oleh pengendara motor. Tapi, walaupun terlihat biasa, setidaknya tampilan salah satu look rumah mode asal Parisi dapat tetap terlihat keren oleh jaket kulit berwarna cerah yang dipadukan dengan celana pensil ala The Changcuters. Setidaknya dengan tampilan ini, kita masih bisa tampil dengan keren setelah turun dari motor.

6. Bottega Veneta
Jeans adalah mantra berpakaian yang paling ampuh untuk tampil gaya dan juga cocok digunakan oleh banyak kalagan, pokoknya ini adalah jenis pakaian sejuta umat deh. Seperti lansiran koleksi terbaru dari rumah mode Italia ini, sederhana namun tetap terlihat gaya. Bisa jadi inspirasi padu padan tuh!

7. Gucci
 Sweater itu memang salah satu senjata ampuh untuk cowok supaya tampil gaya walaupun sebenarnya sedang malas bergaya. Cukup sederhana saja, seperti lansiran rumah mode Italia ini yang jika dilihat secara keseluruhan tampak seperti pakaian sehari-hari, tapi entah mengapa tetap terlihat gaya (pengaruh modelnya kali ya? Ah nggak juga, saya juga bakal kelihatan gaya dengan baju seperti ini).





Superflat First Love by Takashi Murakami


Menarik sekali ketika seorang animator manga berkolaborasi dengan rumah mode prestisius asal Paris, Louis Vuitton. Yup, animator terkenal asal Jepang, Takashi Murakami berhasil membawa suasana ceria dalam sebuah kampanye iklan yang menggemaskan namun tetap berkelas. Louis Vuitton sendiri memang sering mengadakan kolaborasi dengan seniman-seniman dunia, dan membuat versi kartun dari kampanye iklannya adalah sesuatu yang cerdas dalam dunia pemasaran. Terlepas dari tuduhan apakah rumah mode ini sedang menyasar kaum muda Asia untuk membeli produknya yang memiliki harga selangit ataupun sebatas kerja sama seni belaka, setidaknya video ini memberikan persepsi baru tentang bagaimana kampanye iklan produk mewah dapat disampaikan dalam berbagai sudut pandang serta kemasan yang menarik.

Pembenaran Untuk 4L4Y (Alay)

Kenapa muncul istilah ‘alay’? saya juga tidak tahu asal mulanya bagaimana, tapi yang pasti saya yakin itu adalah bentuk ketidakpahaman mereka-mereka yang ‘kejepit’ paham modernisasi dalam arti sempit.
Selalu saja sesuatu yang dinilai alay diasosiasikan dengan kampungan, tidak berpendidikan dan miskin gaya. Hello? Dimana sih pikiran kita sebagai kaum yang ‘katanya’ intelektual’ dalam menyikapi hal ini? Kita seakan menutup mata melihat itu semua, membuat mereka yang bergaya alay terasa sepat di mata kita. Sebenarnya secara tidak langsung kita sedang membodohi diri sendiri dengan membencinya.

Senin, 26 Desember 2011

Halo Dunia!

Halo dunia! Yup, mulai hari ini saya meluncurkan blog pribadi saya yang akan membahas seputar gaya hidup urban yang dilihat dari kacamata kaum menengah perkotaan. Disini saya akan membahas berbagai fenomena urban mulai dari sosial, fashion, seni, media massa, kontroversi perkotaan dan lain sebagainya dengan sudut pandang saya sebagai bagian dari kaum menengah perkotaan yang dikatakan kaya juga tidak dan dikatakan kurang mampu ya terkadang, apalagi tanggal tua, LOL. Dan nama yang saya berikan untuk blog ini adalah Happy Ferdian, tidak ada alasan khusus mengapa saya memilih nama ini karena memang nama asli saya seperti ini.
By the way, saya sudah mulai memikirkan untuk membuat tema blog ini sejak beberapa minggu yang lalu ketika saya tertegun memandangi kehidupan Jakarta dari atas angkot yang saya tumpangi. Saya tidak tertegun memandang betapa crowded-nya Jakarta, melainkan saya tertarik mengamati betapa Jakarta memiliki banyak hal-hal unik yang sangat seru untuk diceritakan. Saya menemukan banyak sekali polah tingkah nan ajaib dari penghuni Jakarta, baik itu dari kaum creme de la creme hingga kaum bang Toyib yang hidup saling berjubel di sesaknya pemukiman padat penduduk Jakarta.
Ada banyak cerita yang dapat digali dari pengamatan itu semua, dan rasanya sayang saja jika hal-hal tersebut hanya tertuang dalam pikiran pribadi saya dan obrolan dengan teman-teman saja. Disini saya tidak hanya akan membahasa mengenai Jakarta, namun membahas kehidupan urban secara universal dari sudut pandang saya sebagai bagian kota yang terkadang bisa menghambur-hamburkan uang dan seringkali harus menjalani kehidupan super hemat demi bertahan hidup, terlebih posisi saya sekarang adalah sebagai mahasiswa tingkat dua yang jalan menuju kelulusan masih cukup panjang.

Berbicara mengenai status saya sebagai mahasiswa, tentu saya juga akan menghadirkan konten-konten yang berkaitan dengan kehidupan aneh bin ajaib mahasiswa. Terlebih saya sebenarnya adalah mahasiswa perantauan dari Jawa Timur yang sangat kesengsem dengan kehidupan Jakarta dan berusaha menjadikan diri saya sebagai bagaian dari keunikan ibu kota. Ini bukan berarti saya melupakan kampung halaman saya di sebuah kota kecil di Jawa Timur bernama Ngawi, melainkan sebagai sebuah passion saya sejak lama untuk merasakan kehidupan yang dinamis dan berdenyut cepat khas kehidupan kota-kota besar.
Terkesan egois dan melupakan akar, mungkin bisa jadi iya, namun saya datang ke Jakarta bukan untuk ikut-ikutan memenuhi kota yang sudah sesak ini, melainkan ingin belajar dan mengembangkan potensi dan  minat yang saya miliki ke jalan yang lebih lebar. Semua orang tentu berharap untuk sukses, begitupun saya, namun karena di negeri ini masih saja menyulitkan rakyat yang berada di daerah-daerah kecil untuk berkembang, maka saya datang ke ibu kota untuk menempuh pendidikan dan seperti yang saya kataka sebelumnya, saya ingin mengembangkan minat dan bakat saya.

Tapi, tunggu dulu! Sebenarnya saya berkuliah di Program Studi Inggris, Universitas Indonesia dan letak kampus saya ini berada di kota Depok bukan di Jakarta, jadi mengapa saya mengasosiasikan bahwa saya adalah bagian dari Jakarta? Tapi, bukankah Depok sendiri termasuk bagian dari megakota Jakarta walaupun sudah berbeda wilayah? Hmm, I don’t care, bagaimanapun juga saya sudah sangat senang sekali dapat berkuliah di universitas terbaik di Indonesia dan juga dapat tinggal dekat dengan ibukota serta membuat pendalaman minat dan bakat saya menjadi lebih mudah serta terbuka lebar karena berdekatan dengan Jakarta yang menyediakan banyak kesempatan. Tentu yang paling membuat saya bahagia adalah ongkos kendaraan umum disini sangat-sangat murah dibandingkan dengan ongkos kendaraan umum di Ngawi, loh? Forget it, sekali lagi saya mengucapkan selamat datang di blog baru saya ini dan semoga memberikan inspirasi bagi para pembaca, amien! Enjoy!